9 Makanan Terbaik untuk Otak Anak
KOMPAS.com – Telur adalah makanan yang kerap dijuluki superfood. Dalam telur terdapat beragam nutrisi penting mulai dari
protein, vitamin, mineral,antioksidan, dan lemak baik. Sebutir telur berukuran besar
mengandung hanya 70 sampai 80 kalori, dan mencukupi 10 persen kebutuhan protein harian, selain juga di
dalamnya terdapat zat besi, mineral dan vitamin B (riboflavin, asam folat, vitamin B6 dan vitamin B12).
Walaupun
begitu, telur juga kerap punya reputasi buruk sebagai makanan berkolesterol
tinggi. Lantas, apakah kita perlu membatasi konsumsi telur atau sama sekali
menghindarinya?
Kebenarannya
adalah mengonsumsi telur tidaklah buruk bagi kesehatan. Fakta bahwa makan telur dapat memicu risiko penyakit
kardiovaskular merupakan kesalahan umum.
Menurut
riset yang dipublikasikan Journal of the American College of
Nutrition (2000),
di mana penelitian ini dilakukan untuk memperkirakan tingkat hubungan antara
konsumsi telur dan kadar kolesterol, telur memberikan kontribusi nutrisi
penting untuk diet dan tidak terkait dengan kolesterol tinggi.
Studi
ini menunjukkan, mereka yang makan empat telur atau lebih dalam satu minggu
benar-benar memiliki kadar kolesterol lebih rendah dibandingkan mereka yang
tidak makan sama sekali atau hanya menyantap satu butir telur per minggu.
Beberapa
peneliti juga percaya bahwa zat yang disebut 'kolin', yang ditemukan terutama
dalam kuning telur, mamapu melawan efek berbahaya kolesterol yang ada dalam
kuning telur. Kolin dapat membantu menurunkan kadar kolesterol yang terkait
dengan penyakit kardiovaskular. Satu butir telur menyediakan 30 persen
kebutuhan harian setiap orang, dimana memainkan peran penting dalam kesehatan
otak dan pengurangan peradangan.
Pada
2010, sebuah penelitian Harvard melibatkan
lebih dari 21.000 dokter laki-laki selama periode 20 tahun, dan dimana saat itu
umur mereka rata-rata 54 tahun. Studi ini menemukan bahwa pria yang makan tujuh
atau lebih telur per minggu, 23 persen lebih mungkin meninggal akibat penyebab
apapun. Namun konsumsi telur itu tidak terkait dengan peningkatan risiko
serangan jantung atau stroke, bahkan di antara pria yang mengonsumsi lebih dari
tujuh telur per minggu.
Para
pendukung telur mengatakan bahwa, penelitian tersebut tidak menyediakan cukup
bukti untuk menyalahkan telur. Menurut mereka, penelitian tersebut tidak
mengatakan tentang penyebab kematian dan tidak ada informasi yang cukup jelas
mengenai apa-apa saja yang mereka makan.
Untuk
lebih aman, Anda harus berhati-hati untuk tidak makan terlalu banyak telur
goreng karena Anda juga akan mengkonsumsi lemak dari minyak telur. Kuncinya
disini adalah, jangan mempersiapkan telur dengan menyertakan mentega atau
minyak terlalu banyak.
Jika
Anda benar-benar khawatir tentang kandungan kolesterol dalam telur, Anda bisa
makan putih telur saja. Putih telur adalah pilihan terbaik, terutama jika Anda
mencoba untuk mengurangi kalori. Putih telur merupakan sumber protein
fantastis, tetapi tanpa lemak.
Satu
lagi ketakutan yang mungkin bisa timbul ketika kita memakan telur adalah adanya
bakteri yang terkontaminasi pada telur. Sebagaimana diketahui, di luar negeri
seperti Amerika Serikat, satu dari 20.000 telur berisiko terkontaminasi dengan
Salmonella, bakteri yang dapat menyebabkan penderitaan usus ekstrem.
Namun,
ini dapat dengan mudah dihindari jika telur disimpan di kulkas, dimasak dengan
matang dan segera dimakan setelah dimasak. Bakteri Salmonella berkembang biak
dengan cepat pada suhu kamar. Jadi, pastikan Anda membeli telur di toko yang
ada alat pendinginnya dan tempatkan telur di kulkas (bagian terdingin dari
kulkas dan bukan di pintu) segera setelah Anda sampai di rumah.
Berapa
konsumsi sebaiknya dalam sehari?
Sebutir
telur berukuran besar bisa mengandung sekitar 213 miligram kolesterol, yang
terkandung dalam bagian kuning telur. Jika Anda ingin sehat, ikuti
rekomendasi diet yang disarankan yakni asupan kolesterol tidak boleh melebihi
300 mg per hari.
American
Heart Association menyatakan, sebutir setelur sehari masih dalam batas yang
wajar untuk kesehatan. Tetapi, Anda sebaiknya tidak mengonsumsi lagi
makanan berkolesterol tinggi seperti susu, daging dan unggas. Jika Anda
mempunyai penyakit seperti jantung atau diabetes, direkomendasikan untuk
berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi mengenai batasn konsumsi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar