SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU IPA
Penalaran deduktif ialah cara
berpikir yang bertolak belakang dari pernyataan yang bersifat umum untuk
menarik simpulan yang bersifat khusus. Sedangkan penalaran induktif
(empiris) ialah cara berpikir dengan menarik simpulan umum dari
pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus.
Karena himpunan pengetahuan yang
diperoleh dari penalaran deduktif dan induktif tidak dapat diandalkan
sebagai ilmu pengetahuan maka muncullah ilmu yang secara teoretis
didapat dari pengamatan dan eksperimentasi terhadap gejala-gejala alam.
Konsep itu disebut Ilmu Pengetahuan Alam.
Metode Ilmiah dan Implementasinya
Pengetahuan tentang mitos,
ramalan nasib berdasarkan perbintangan bahkan percaya adanya dewa
diperoleh dengan cara berprasangka, berintuisi dan coba-coba (trial and
error).
Suatu pengetahuan dapat dikatakan
pengetahuan yang ilmiah apabila memenuhi syarat-syarat antara lain;
objektif, metodik, sistematik dan berlaku umum. Salah satu syarat ilmu
pengetahuan tersebut harus diperoleh melalui metode ilmiah. Kriteria
metode ilmiah yang digunakan dalam penelitian antara lain harus
berdasarkan fakta, bebas prasangka, menggunakan prinsip-prinsip
analisis, hipotesis, berukuran objektif serta menggunakan teknik
kuantitatif atau kualitatif.
Alur berpikir yang mencakup metode ilmiah dapat dijabarkan dalam langkah-langkah yang mencerminkan tahapan kegiatan ilmiah.
Kerangka berpikir ilmiah pada
dasarnya terdiri dari langkah-langkah operasional metode ilmiah, yaitu
perumusan masalah, penyusun kerangka berpikir, pengajuan hipotesis,
perumusan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan simpulan.
Metode ilmiah mempunyai
keterbatasan maupun keunggulan. Keterbatasan metode ilmiah adalah
ketidaksanggupannya menjangkau untuk menguji adanya Tuhan, membuat
kesimpulan yang berkenan dengan baik dan buruk atau sistem nilai dan
juga tidak dapat menjangkau tentang seni dan keindahan. Sedangkan
keunggulannya, antara lain:
1. mencintai kebenaran yang objektif dan bersikap adil;
2. kebenaran ilmu tidak absolut sehingga dapat dicari terus-menerus;
3. mengurangi kepercayaan pada tahayul, astrologi maupun peruntungan, dan lain-lain.
2. kebenaran ilmu tidak absolut sehingga dapat dicari terus-menerus;
3. mengurangi kepercayaan pada tahayul, astrologi maupun peruntungan, dan lain-lain.
Peranan matematika terhadap IPA
sangat besar, karena matematika merupakan alat bantu untuk mengatasi
sebagian permasalahan menghadapi lingkungan hidupnya. Contoh pada zaman
modern ini, pembuatan mesin-mesin, pabrik bahkan perjalanan ke ruang
angkasa.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
terbagi menjadi IPA kualitatif dan IPA kuantitatif. IPA kualitatif hanya
mampu menjawab pertanyaan tentang hal-hal yang bersifat aktual,
sedangkan IPA kuantitatif adalah IPA yang dihasilkan oleh metode ilmiah
yang didukung oleh data kuantitatif dengan menggunakan statistik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar